Pages

Thursday, December 8, 2011

Mengulang Tahun Bersama Sahabat, Iv

Selamat datang tahun yang di ulang. Tahun ini, meski bulan telah lewat satu purnama, kami, saya dan sahabat saya Eva (saya punya panggilan sayang untuk dia, Iv) memutuskan merayakannya di negeri yang pernah dinobatkan menjadi kota tercantik di Asia Tenggara, Saigon, Vietnam. Saigon kini bernama Hochiminh.

Usia saya hanya berselisih satu hari dengan Iv. Soal jarak usia, waw...jauh. Maksudnya saya jauh lebih tua. Soal umur, ndak usah dibahaslah ya hehehe. Bukan malu karena tua. Tetapi mengetahui usia seseorang seringkali membuat komunikasi menjadi berjarak. Ini  menurut saya lo. Saya tidak memaksakan diri jika ada yang berbeda dengan pendapat saya ;) Toh, meski usia berjarak, kami tetap fun dan mengelana bersama di negeri yang  oh my God...kami lebih sering menggunakan bahasa Tarzan.


Dari Yogya, tempat saya bermukim, saya menyiapkan lilin dan kado buat Iv. Saya memang melontarkan ide kepada Iv untuk  mengulang tahun kelahiran kami  dengan  bertukar kado dan membuat pesta kecil. Saya juga menyiapkan rok, yang aih....ternyata  muat di tubuh saya.  Pakaian yang saya kenakan hadiah dari seorang sahabat juga. saya tak percaya  rok itu muat mengingt tubuh saya segede gaban. Hiiiiiii....thanks sahabat untuk kadomu. Sepeertinya aku terlihat cantik  ya? hehehe.


Malam terakhir sebelum kami meninggalkan Vietnam, kami bikin acara itu. ah, Rere yang berangkat bersama kami, seolah  tahu ini malam kami berdua. Kameranya terarah pada kami berdua. Padahal biasanya, tertuju untukmu ya yeye. dan tentu saja,  dandan pol-polan dengan  salon Iv membuat saya yang memang tak pernah berdandan terlihat agak beda...kikikikikikik...


Kami berdua  tak memilih cafe yang mewah. Dengan rok yang begitu feminin  kami makan di pinggir jalan. Nggak  nyambung ching. Emang iya. Kenapa tidak? Kami memesan kepiting  dan kerang yang alamak enaknya. Lalu acara tukaran kado di mulai. Tak ketinggalan  dong, pakai acara meniup lilin yang saya bawa dari Indonesia (hehehe niat banget). Satu lilin kami tiup. Setelah acara tiup lilin kelar...Iv bertanya: "Make a wishnya apa?" Hah, saya bengong.  Tapi sedetik kemudian, saya sadar. “Saya nggak minta apa-apa.”

Iv memberi saya anting-anting kupu-kupu. Tapi  tepat di hari ulang tahun saya, dia memberi kata-kata bijak yang tak akan pernah saya lupa. “Semoga di hari yang indah ini, Mbak Rurit diberikan kebijaksanaan untuk dapat mengubah yang bisa diubah dan dapat menerima yang tidak dapat diubah dalam hidup, serta kebijaksanaan untuk dapat membedakan keduanya.” Bahkan saya masih terharu hingga saat ini.

Dan, terereng, perkenalkan lagi, nama saya Bernada Rurit. Saya belum menikah, dan sedang melakukan  perjalanan spiritual yang intensif sejak 2 tahun terakhir.   Lebih tepatnya perjalanan tanpa diri, sebuah proses yang terus menerus  akan saya lakukan hingga menutup mata.
                                                            ---

Nb:

Tahun kemarin merupakan  hal yang rumit dalam persahabatan saya meski  dalam beberapa saat, saya telah melewatinya dengan mulus.  Saya sempat  kebingungan dengan jawaban atas pertanyaan  yang saya ajukan  untuk diri saya.   “Mengapa seseorang bisa salah langkah dalam hidupnya?  Pertanyaan itu memiliki efek yang dahsyat karena  berpengaruh terhadap  interaksi dengani sahabat-sahabat saya.

Hingga suatu  hari, ketika saya memandang awan di atas jendela kamar saya, sebuah kata-kata bijak  mengalir dengan lembutnya. “Dalam hidup,  seseorang bisa salah langkah.”  Satu kalimat itu sudah menjelaskan banyak hal kepada saya. Saya tidak pernah mengajukan pertanyaan  itu lagi dan beban saya pun  terlepas. Seperti melayang di udara.

No comments:

Post a Comment