Pages

Tuesday, February 7, 2012

Panggung


Panggung politik saat ini sedang tertuju pada Angelina Sondakh yang dijadikan tersangka KomisiPemberantasan Korupsi. Panggung akan kembali gegap gempita jika si artis yang mantan puteri Indonesia ituditahan. Belum ditahan saja,  informasi di televisi sudah "meraung-raung" tiada henti. Bikin saya sumpek. Kenapa? Sudah kadung pol-polan beritanya...eh endingnya...begitu-begitu aja. Maka dalam dunia perpolitikan, saya lebih suka menyebutnya panggung. 


Entah kenapa, kalau seseorang menjadi tersangka atau ditahan, tiba-tiba yang jadi tersangka menjadi lebihreligius, pakai kerudung, sering menyebut asma Allah. Sampai saya yakin  mereka yang berkerudung pasti merasa jengah dengan keadaan ini. Begitu pula si artis ini. Ketika yang bersangkutan dijadikan tersangka, dia memilih bungkam terhadap pers. Untuk membela dirinya, si artis  memilih bercuap-cuap di jejaring sosial bikin saya tersenyum geli. Begini bunyinya: Biar saya  wakilkan kepada Allah kedzoliman ini. Ya amplop. Kaget saya. Allah tidak berbuat apa-apa dan tidak tahu apa-apa, kenapa diwakilkan kepada Allah ya? Tapi ya sudahlah, namanya juga panggung.  


Buat saya, orang yang terjun dalam dunia politik membawa topeng dalam dirinya. Dengan  membawa topeng kemana-mana maka dia akan survive, mengejar jabatan, mendapatkan harta melimpah. Oh ya...soal apakah si artis ini benar-benar korupsi atau bukan, mungkin ilustrasi kisah Luna Maya-Ariel-dan Cut Tari bisa menjadi  cermin. Sesaat setelah video porno itu beredar,  Cut Tari dengan judesnya mengatakan ini kepada wartawan. "Saya tidak pernah melakukan itu. Saya bersumpah atas nama ibu saya." Kira-kira begitu.
Eh tak berapa lama, dengan bersimbah air mata,  Cut  Tari mengakui perbuatannya. Ini masih mending.


Apa yang terjadi dengan  Ariel dan Luna Maya?. Hingga saat ini keduanya membantah sosok dalam video itu. Ealah....padahal terang benderang betul sosok dalam video itu, Luna dan Ariel. Semua orang bisa mengakses melalui internet. Lha kalau  duit yang terima  cuma antara  si A, B, atau C yang menjadi saksi,  ya wajar-wajar saja kalau ada yang sampai mampus mengelaknya. Jadi kesimpulan kalian apa?


Yogyakarta, 7 Februari 2012

Pukul 11.02 

http://tjapoenk.blogspot.com

5 comments:

  1. Namanya aja panggung, kalo gak ada dramanya gak seru hehehehehe

    ReplyDelete
  2. Makanya kita nonton aja.... ikuti beritanya, nikmati dramanya. Dalam politik kan gak jelas mana benar mana salah. Tapi bagi saya pribadi, adalah suatu hiburan melihat orang-orang ini (baca : Politikus) saling mencari pembenaran sendiri, jadi kan keliatan mana yg pintar beneran dan mana yang sok pintar, yang ngerti dan yang gak ngerti... semacam nonton OVJ lah....hehehehehhehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. tjapoenk.blogspot.comFebruary 8, 2012 at 5:34 PM

      Judith...benerr...ini nih yang bikin aku suka. Makin cerdas banyak orang ind semoga mkin kita nggak salah pilih orang ya? Waaaa menurutku OVJ jauh lebih menyenangkan dith. ;) btw kapan gabung nulis ning kene. Jarene meh nyumbang

      Delete
  3. Kesimpulanku...?
    Dagelan...!!!

    akeh sing ndagel, tur pihak media ya memfasilitasi "ndagel" e kuwi mau, bahkan acapkali berlebihan le memfasilitasi... Dan sepertinya saat ini masih sangat 'ngetrend' jargon "bad news is good news...!" itu
    #mdrcct :P

    ReplyDelete